(Redaksipost.com) – Kisah mengejutkan datang dari TikToker asal Bangka Belitung, Willie Salim, yang kehilangan 200 kilogram daging sapi yang sedang dimasak menjadi rendang. Daging tersebut seharusnya disajikan untuk acara buka puasa bersama warga di halaman Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang pada Selasa (18/3/2025). Namun, yang terjadi justru berbeda jauh dari rencana awal.
Rendang yang dimasak untuk menyambut buka puasa ini lenyap hanya dalam hitungan menit, meski sudah ada sekitar 20 personel polisi yang berjaga di lokasi. Kejadian ini pun segera viral di media sosial dan menjadi perhatian publik.
Willie Salim, yang mengorganisir acara tersebut, mengungkapkan bahwa ia menyiapkan sekitar 1 ton daging sapi, yang akan dibagi menjadi 20 ribu potong rendang untuk warga Palembang. Ia mengungkapkan melalui siaran langsung di TikTok bahwa saat dirinya meninggalkan tempat sejenak untuk ke mobil, daging rendang yang sedang dimasak hilang begitu saja. “Ini pertama kali dalam sejarah, 200 kg rendang hilang dalam 15 menit,” ungkapnya dengan takjub.
Dalam video yang diunggah, terlihat ribuan warga Palembang antusias mengikuti proses memasak sejak sore hari. Namun, saat Willie meninggalkan lokasi selama 15 menit, kerumunan warga langsung memanfaatkan kesempatan untuk merebut daging rendang yang belum matang tersebut. Bahkan, meski ada pengawasan ketat dari pihak kepolisian, kerumunan warga yang datang begitu banyak hingga membuat aparat tak mampu menghalangi mereka.
“Aku kan mampir ke mobil bentar, sudah seharian belum makan, pas balik ke tempatnya, dagingnya hilang semuanya,” kata Willie dalam siaran langsung TikTok. “Polisinya juga bilang, 20 orang yang jaga gak kuat, saking ramainya,” tambahnya.
Dalam video lainnya, Willie terlihat melanjutkan perjalanan dengan kendaraan, namun beberapa warga masih terus mengejar di luar mobil. “Palembang keren banget,” ujar Willie dengan nada bingung, melihat tingginya antusiasme warga yang berebut daging yang disediakannya. “Rendang sudah hilang, yang jagain 20 orang, tapi nggak bisa nahan ribuan orang,” sambungnya dengan tawa.
Penjelasan Polisi Salah satu anggota polisi yang berjaga, Roni, menjelaskan bahwa meskipun ia sudah berusaha mengarahkan warga untuk tidak mengambil daging yang belum matang, kerumunan tetap tidak terkendali. “Saya sempat larang, tapi mereka tetap ambil. Dagingnya panas dan belum matang, saya khawatir kalau ada yang terbakar,” ungkap Roni. Ia juga menambahkan bahwa banyak warga yang datang dengan membawa kantong plastik, ember, hingga gayung untuk membawa pulang daging tersebut.
“Rendangnya hilang dalam waktu singkat, mereka bawa semua,” kata salah satu polisi dalam video yang diunggah di akun TikTok Willie Salim. Meskipun ada upaya pengamanan, ribuan warga tetap nekat mengambil daging yang belum matang.
Willie Salim: Dari Konten Kreator ke Pengusaha Sosial Willie Salim, yang dikenal luas sebagai konten kreator di TikTok, mengawali kariernya dengan aksi borong yang tidak biasa. Pria asal Bangka Belitung ini memanfaatkan popularitasnya di platform media sosial untuk berbagai aksi sosial, termasuk membeli dan membagikan barang-barang kepada masyarakat.
Willie, yang kini memiliki lebih dari 11 juta pelanggan di YouTube, mengaku bahwa kekayaannya berasal dari aktivitas membuat konten di platform digital seperti TikTok dan YouTube. Kehebohan aksi borong yang sering ia lakukan, seperti memborong Indomaret, McDonald’s, dan bioskop, selalu berakhir dengan pembagian barang kepada orang-orang di sekitarnya.
Meskipun banyak yang mengira bahwa Willie berasal dari keluarga kaya, dalam wawancara dengan Denny Sumargo, ia mengungkapkan bahwa kekayaannya murni diperoleh dari hasil bekerja keras di dunia digital. Willie yang merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara ini mulai merantau ke Jakarta sejak usia SMP, berjuang untuk beradaptasi dengan kehidupan di sekolah bergengsi.
Kehebohan yang ditimbulkan oleh peristiwa kehilangan daging rendang ini semakin menambah daftar panjang aksi sosial yang ia lakukan. Dengan jutaan pengikut di media sosial, Willie Salim kini dikenal sebagai sosok yang selalu siap berbagi, meski sering kali perbuatannya menuai perhatian besar dari publik.