Jakarta, Redaksipost.com – Serangkaian serangan brutal oleh Israel di Jalur Gaza kembali menimbulkan korban jiwa dan luka-luka dalam 24 jam terakhir. Dalam serangan terbaru yang terjadi, setidaknya delapan serangan besar dilancarkan terhadap keluarga-keluarga di Gaza, menewaskan 84 orang dan menyebabkan 329 lainnya mengalami luka-luka.
Serangan ini menambah panjang daftar kekerasan yang telah berlangsung selama 291 hari sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober 2023. Menurut data terkini dari Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), total korban jiwa Palestina telah melampaui angka 39 ribu, dengan lebih dari 95 ribu orang mengalami berbagai tingkat cedera.
Militer Israel dilaporkan telah membunuh sedikitnya 39.561 warga Palestina. Dari jumlah tersebut, 38.983 orang tewas di Jalur Gaza dan 578 lainnya di Tepi Barat. Ribuan korban tewas masih tertimbun di bawah puing-puing bangunan dan di jalan-jalan yang tidak dapat dijangkau oleh tim penyelamat dan ambulans.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan intensitas serangan Israel yang meningkat di wilayah-wilayah strategis Jalur Gaza, terutama di timur Khan Younis. Pemboman intensif di kawasan ini mengakibatkan 77 orang tewas dan lebih dari 30 orang masih tertimbun di bawah reruntuhan. Sekitar 200 orang lainnya, termasuk anak-anak dan wanita, mengalami luka-luka.
Laporan terbaru dari WAFA, yang dirilis pada Selasa, 23 Juli 2024, mengungkapkan bahwa serangan Israel semakin meluas ke berbagai bagian Gaza, termasuk Khan Younis, Kamp Jabalia, dan Deir al-Balah. “Kondisi kemanusiaan dan medis di wilayah tersebut sangat memprihatinkan. Pemindahan paksa puluhan ribu warga sipil Palestina semakin memperburuk situasi yang sudah genting ini,” demikian bunyi laporan dari kantor berita WAFA.
Di Kamp Jabalia, serangan terbaru menargetkan pemukiman warga, mengakibatkan empat orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Ketegangan terus meningkat seiring dengan berlanjutnya serangan, menambah penderitaan warga sipil yang terperangkap dalam konflik.
Saat ini, Gaza mengalami krisis kemanusiaan yang mendalam, dengan rumah sakit dan fasilitas kesehatan berada di bawah tekanan ekstrem. Sistem kesehatan yang sudah terbebani semakin kesulitan menghadapi lonjakan pasien dan kekurangan pasokan medis. Rumah sakit di seluruh Gaza mengeluhkan kekurangan bahan baku medis dan kapasitas untuk merawat pasien.
Dengan situasi yang semakin memburuk, dunia internasional terus memantau perkembangan konflik ini dengan cermat, berharap akan ada upaya diplomatik yang efektif untuk meredakan ketegangan dan mengurangi penderitaan warga sipil di Gaza