(Redaksipost.com) – Sebuah serangan udara yang diduga dilakukan oleh militer Israel menghantam Bandara Internasional Sanaa, Yaman, pada Rabu pagi (28/5/2025), menghancurkan satu-satunya pesawat komersial yang disiapkan untuk memberangkatkan jemaah haji asal Yaman ke Mekkah.
Menurut laporan yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk Quds News Network dan The Cradle, pesawat yang dihantam merupakan milik Yemenia Airways, jenis Airbus A320-233, yang baru saja tiba dari Amman, Yordania. Pesawat itu dijadwalkan melayani dua penerbangan harian selama sembilan hari, guna mengangkut puluhan jemaah haji ke Arab Saudi.
Serangan rudal dikabarkan menghantam langsung landasan pacu dan pesawat tersebut sesaat sebelum penumpang dijadwalkan menaiki kabin. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun seluruh badan pesawat hancur terbakar, hanya menyisakan bagian ekor.
Penerbangan Dihentikan, Rute Haji Terganggu
Akibat serangan tersebut, Yemenia Airways secara resmi menangguhkan seluruh aktivitas penerbangan dari Bandara Sanaa hingga waktu yang belum ditentukan. Direktur Bandara Sanaa, Khaled al-Shaif, mengutuk keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap jalur kemanusiaan.
“Ini adalah serangan yang disengaja terhadap koridor kemanusiaan yang seharusnya netral dan tidak boleh menjadi target,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Puluhan calon jemaah yang telah bersiap menunaikan ibadah haji terpaksa gagal berangkat akibat insiden ini, menambah panjang deretan penderitaan warga sipil di tengah konflik berkepanjangan yang melanda negara tersebut.
Latar Belakang Ketegangan
Serangan terhadap Bandara Sanaa terjadi hanya beberapa hari setelah militer Yaman dilaporkan meluncurkan proyektil ke Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina dan perlawanan atas agresi Israel di Jalur Gaza.
Konflik yang terus memanas ini memicu kekhawatiran internasional, terutama terkait keselamatan warga sipil dan perlindungan infrastruktur non-militer seperti fasilitas transportasi udara.
Data dari lembaga kemanusiaan mencatat, dalam lebih dari 600 hari agresi di Gaza, hampir 54.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa, termasuk sekitar 16.000 anak-anak.
Seruan Internasional
Serangan terhadap pesawat sipil yang disiapkan untuk ibadah haji ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak. Banyak yang menilai tindakan tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional, yang seharusnya menjamin keselamatan tempat ibadah, warga sipil, serta jalur kemanusiaan dalam situasi konflik.
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari otoritas Israel terkait serangan tersebut. Sementara itu, kelompok Houthi di Yaman menyatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah balasan jika serangan terhadap wilayahnya terus berlanjut.