(Redaksipost.com) – Tragedi longsor terjadi di kawasan pertambangan galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/5/2025). Bencana ini menelan korban jiwa sebanyak 14 orang dan mengakibatkan sembilan lainnya mengalami luka-luka.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, mengungkapkan bahwa selain memakan korban jiwa, longsor juga menyebabkan kerusakan parah terhadap sejumlah alat berat. Tujuh unit dump truck dan tiga eskavator yang tengah beroperasi di lokasi ikut tertimbun material longsoran.
“Total ada tujuh dump truck dan tiga ekskavator yang tertimbun tanah dan batu akibat longsor,” ujar Hendra dalam keterangannya kepada media.
Peristiwa ini memicu respons cepat dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan telah mengambil langkah tegas dengan mencabut izin pengelolaan tambang yang dikelola oleh Koperasi Pondok Pesantren Al Azhariyyah.
Melalui unggahan resmi di akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, Jumat malam, Dedi menegaskan bahwa penghentian izin operasional tambang merupakan bentuk sanksi administratif yang dijatuhkan atas insiden tersebut.
“Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan sanksi administratif berupa penghentian izin pengelolaan tambang galian C di Gunung Kuda, Cipanas, Cirebon,” tegasnya.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, menyesalkan terjadinya bencana ini. Ia menyebut bahwa pihaknya telah berulang kali mengingatkan pengelola terkait metode penambangan yang tidak sesuai prosedur.
“Sudah beberapa kali kami memberi peringatan, dan kejadian ini terjadi karena kesalahan dalam metode penambangan,” ujarnya.
Gubernur Dedi Mulyadi juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga para korban. Ia berharap tragedi ini menjadi pelajaran penting agar tidak ada lagi praktik eksploitasi alam yang berlebihan dan mengabaikan aspek keselamatan.
“Kami sangat berduka atas kejadian ini. Semoga para korban diterima amal ibadahnya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan,” ucap Dedi.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar menjauhi lokasi tambang, mengingat potensi longsor susulan masih cukup tinggi. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, termasuk Polres Cirebon, Kodim 0620/Cirebon, BPBD, dan tim SAR yang telah bergerak cepat melakukan evakuasi dan penanganan.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah bahu-membahu menghadapi musibah ini. Mari kita jadikan peristiwa ini sebagai peringatan agar hidup lebih selaras dengan alam dan menghindari eksploitasi yang merusak keseimbangan lingkungan,” pungkasnya.