Pernah tidak, Anda merasa konten di website sudah rajin terbit tiap minggu, tapi dampaknya gitu-gitu aja? Seringkali masalahnya bukan di ide atau frekuensi, melainkan tujuan yang belum ditetapkan sejak awal. Konten yang baik itu people-first, artinya dibuat untuk membantu manusia, bukan sekadar mengejar mesin.
Prinsip ini juga menjadi acuan Google saat menilai kualitas konten, mulai dari relevansi sampai keandalannya berdasarkan prinsip E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trust).
Indonesian writer sebagai jasa penulis mampu membuat format dalam brief Anda menjadi tiga pilar tujuan, yaitu branding, edukasi, dan konversi. Kira-kira kapan masing-masing tujuan cocok untuk digunakan? Mari simak lebih lanjut penjelasannya!
Ketika Tujuan Anda adalah Branding
Branding bertugas menanamkan asosiasi dan emosi yang tepat tentang merek Anda. Koneksi emosional yang kuat berkorelasi dengan pertumbuhan, perusahaan yang berhasil mengaitkan pesan dengan motivator emosional melihat dampak bisnis yang signifikan.
Artinya, cerita merek yang konsisten tentang siapa Anda dan mengapa Anda ada sebagai bukan pemanis, melainkan aset pertumbuhan.
Kapan Tujuan Branding Paling Cocok Digunakan?
Pilar branding ini sangat cocok digunakan ketika:
- Anda pemain baru dan butuh awareness yang cepat di pasar.
- Anda masuk segmen baru atau meluncurkan sub-brand, sehingga orang perlu kamus asosiasi sebelum menilai produk.
- Anda ingin memperjelas posisi di tengah kompetitor yang mirip, misalnya menekankan diferensiasi berbasis nilai, seperti keberlanjutan, layanan cepat, jaminan, dan lain sebagainya.
Pada fase ini, ukurannya bukan langsung transaksi. Leading indicators yang relevan adalah kenaikan branded search, share of voice, direct traffic, dan engagement terhadap cerita merek.
Kalau Anda menilai branding hanya dengan berapa closing minggu ini, seringkali strategi jadi patah di tengah jalan. Penetapan ekspektasi internal yang tepat akan menyelamatkan tim dari kejaran angka pendek.
Ketika Tujuan Anda adalah Edukasi
Konten edukasi membangun otoritas dan mengurangi friksi keputusan. Dalam riset tahunan Content Marketing Institute (CMI), 84% pemasar B2B menyatakan konten membantu menciptakan brand awareness, dan prioritas 2024–2025 banyak bergeser ke thought leadership menjadi sumber terpercaya di kategori Anda. Artinya, edukasi yang tepat akan mendekatkan problem solution fit sembari memperkuat kepercayaan audiens.
Kapan Tujuan Edukasi Paling Cocok Digunakan?
Pilar edukasi ini paling cocok digunakan ketika:
- Kategori masih baru atau solusinya kompleks, pasar perlu pendidikan sebelum membandingkan vendor.
- Produk Anda inovatif sehingga perlu framing masalah–solusi yang berbeda dari kebiasaan.
- Anda mengejar kualitas traffic, bukan sekadar volume, supaya tim sales menerima prospek yang sudah paham konteks.
Cara Mengeksekusi Konten Edukasi Tanpa Terkesan Kuliah
Ambil masalah nyata pelanggan, misalnya biaya akuisisi membengkak atau tingkat churn naik, lalu buat konten yang:
- menguraikan akar masalah,
- memberi kerangka evaluasi,
- menunjukkan trade-off opsi solusi, termasuk kapan produk Anda bukan pilihan terbaik,ini justru membangun kepercayaan.
Agar selaras dengan ekspektasi mesin pencari dan pembaca, kembali ke prinsip people-first content dan E-E-A-T, misalnya tampilkan pengalaman nyata, rujukan metodologi, dan transparansi klaim, bukan sekadar rangkuman kata kunci.
Ketika Tujuan Anda adalah Konversi
Pilar konversi didesain untuk mengubah minat jadi tindakan, mengisi form, meminta demo, mendaftar, atau membeli. Dua pondasi praktis yang terus didukung riset UX, adalah sebagai berikut.
-
Kejelasan Proposisi Nilai dan Fokus Tindakan
Halaman yang mengkomunikasikan mengapa memilih Anda secara ringkas dan dapat dipindai akan meningkatkan kegunaan dan mempermudah keputusan. Misalnya, hilangkan noise, munculkan manfaat, bukti, dan CTA yang jelas.
-
Bukti Sosial yang Nyata
Ulasan pelanggan dapat meningkatkan tingkat konversi, dengan dampak yang bahkan lebih besar pada produk berharga tinggi. Jadi, tampilkan ulasan atau penilaian yang relevan, bukan pujian generik, dan kurasi agar menjawab keraguan utama.
Di e-commerce, friksi checkout sering jadi biang kegagalan. Riset Baymard Institute selama bertahun-tahun menunjukkan rata-rata situs besar berpotensi meningkatkan konversi 35% hanya dengan perbaikan UX checkout, seperti mengurangi form fields, memperjelas biaya, opsi tamu, dsb. Prinsip yang sama berlaku untuk formulir lead gen, makin sedikit beban kognitif, makin mulus konversi.
Kapan Tujuan Konversi Paling Cocok Digunakan?
Pilar konversi ini paling cocok digunakan ketika:
- Ada kampanye promosi (musiman, bundling, limited time).
- Traffic sudah memadai, tapi rasio konversi stagnan, artinya sinyal perlunya optimasi halaman tujuan atau checkout.
- Fase akhir funnel: pengunjung sudah paham masalah, tinggal butuh bukti dan next step yang jelas.
Bagaimana Tiga Pilar Ini Saling Menguatkan, Bukan Saling Rebutan
Branding menyiapkan asosiasi dan diferensiasi sehingga saat audiens melihat Anda lagi di kanal lain, mereka sudah kenal. Ini memudahkan klik pertama.
Edukasi memberi kerangka berpikir yang menuntun evaluasi. Hasilnya, kualitas lead naik dan keberatan berkurang. Temuan CMI bahwa tim menaruh prioritas pada thought leadership menguatkan peran tahap ini sebagai jembatan ke konversi.
Konversi ini sebagai tujuan akhir dengan nilai yang jelas, bukti sosial, dan friksi minimal, peluang tindakan meningkat.
Strategi editorial yang sehat biasanya menyeimbangkan proporsi ketiganya bergantung pada fase bisnis. Startup yang baru validasi pasar mungkin 50% edukasi, 30% branding, 20% konversi. Brand mapan dengan trafik tinggi bisa lebih agresif ke konversi, sambil menjaga aliran edukasi untuk mempertahankan authority.
Butuh Tim yang Bisa Menyesuaikan Tujuan Konten Anda? Serahkan ke Indonesian Writer!
Bagi banyak bisnis, menulis artikel untuk website sering kali dianggap sekadar rutinitas. Padahal, kualitas konten akan sangat menentukan apakah audiens hanya sekadar membaca atau benar-benar terhubung dengan brand Anda.
Di sinilah Indonesian Writer hadir sebagai solusi jasa penulis konten artikel dan content writing yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda.
Tim Indonesian Writer tidak hanya fokus pada menulis, tetapi juga memahami tujuan konten yang Anda butuhkan: apakah untuk memperkuat branding, memberikan edukasi, atau mendorong konversi penjualan.
Dengan riset mendalam, penyusunan struktur artikel yang rapi, serta penerapan prinsip E-A-A-T, setiap tulisan yang dihasilkan mampu memberi nilai tambah bagi audiens sekaligus meningkatkan kredibilitas website.
Dengan pengalaman dan pendekatan strategis ini, Indonesia Writer memastikan setiap artikel yang tayang bukan sekadar mengisi halaman website, tetapi juga bekerja untuk mendukung arah bisnis Anda secara nyata. Mari berkolaborasi bersama!