Jakarta, Redaksipost.com – Samsung kembali menjadi sorotan publik setelah peluncuran model terbaru mereka, Galaxy S25 Edge, yang langsung menyita perhatian pasar global. Perangkat ini tak hanya menjadi alternatif menarik dalam lini Galaxy S Series, tetapi juga dinilai berpotensi besar menggeser bahkan mengakhiri eksistensi varian Plus yang selama ini menjadi andalan segmen menengah-atas.
Perkenalan Galaxy S25 Edge pada ajang Galaxy Unpacked Januari 2025 lalu tampaknya bukan sekadar strategi penyegaran produk. Lebih dari itu, kehadiran Edge menjadi sinyal kuat bahwa Samsung tengah merombak struktur portofolio flagship-nya secara signifikan.
Bersaing di Tengah Keluarga Sendiri
Di tengah dominasi Galaxy S25 Ultra dan model dasar S25, kehadiran Edge menempati ceruk yang sebelumnya diisi oleh varian Plus. Dengan desain lebih ramping, bobot ringan, dan performa tetap mumpuni, Galaxy S25 Edge memberikan alternatif yang tak hanya menarik, tetapi juga menggugah loyalitas pengguna lama.
Data penjualan bulan pertama yang dilansir dari thegringochapin.com mencatat distribusi unit sebagai berikut:
-
Galaxy S25 Ultra: 2,55 juta unit
-
Galaxy S25: 1,17 juta unit
-
Galaxy S25 Plus: hanya 840.000 unit
-
Galaxy S25 Edge: belum dirinci resmi, namun laporan internal menyebut angka mendekati 1 juta unit secara global
Seperti yang dikutip dari https://www.thegringochapin.com/, Angka-angka tersebut menjadi cermin jelas bahwa varian Plus mulai kehilangan momentum. Apalagi, Galaxy S25 Edge dibanderol mulai USD 1.099 (sekitar Rp 17 jutaan) – harga yang tumpang tindih dengan Plus, namun dengan nilai tambah dari sisi desain dan ergonomi.
Desain Ramping, Kinerja Tak Tertandingi
Salah satu daya tarik utama Galaxy S25 Edge terletak pada desainnya. Samsung tampaknya mendengar keluhan pengguna selama bertahun-tahun mengenai ukuran ponsel flagship yang semakin besar dan berat. S25 Edge menjawab kebutuhan itu dengan layar besar berdesain curved edge namun tetap ringan dan nyaman di genggaman.
Dibekali dengan panel Dynamic AMOLED 2X berukuran 6,7 inci, resolusi QHD+, dan refresh rate 120Hz, perangkat ini menyajikan tampilan tajam dan mulus. Meski tak mengusung lensa telefoto seperti yang ditemukan di S25 Plus, sistem tiga kameranya mampu menghasilkan foto yang tajam dan berwarna hidup di berbagai kondisi pencahayaan.
Di balik bodinya yang tipis, Samsung tetap menanamkan dapur pacu Snapdragon 8 Gen 4, RAM 12 GB, serta memori internal hingga 512 GB. Kombinasi ini menjadikan Galaxy S25 Edge mampu menjalankan berbagai aplikasi dan game berat tanpa hambatan.
Hadirnya One UI 7 Berbasis Android 15
S25 Edge juga menjadi salah satu perangkat pertama yang menjalankan One UI 7 berbasis Android 15. Antarmuka terbaru ini membawa banyak peningkatan, termasuk fitur AI-powered suggestions, pengaturan privasi lebih mendalam, serta pengalaman multitasking yang lebih intuitif.
Samsung juga menjanjikan dukungan pembaruan sistem operasi hingga 5 tahun, membuat S25 Edge menjadi investasi jangka panjang bagi pengguna yang menginginkan ponsel awet dengan performa stabil.
Nasib Varian Plus di Ujung Tanduk?
Melihat tren pasar dan kecenderungan produsen smartphone untuk merampingkan lini produk, banyak pengamat teknologi memprediksi bahwa Galaxy S25 Plus akan menjadi varian terakhir dalam seri Plus.
“Samsung terlihat meniru langkah Apple yang berencana menghapus lini iPhone Plus dan menggantinya dengan model baru seperti iPhone 17 Air,” ujar analis dari TechRadar, Jasper Kim. “Dengan kehadiran Edge, segmen menengah kini sudah memiliki perwakilan baru yang lebih fresh dan relevan dengan kebutuhan pengguna masa kini.”
Ia juga menambahkan bahwa kehadiran varian Edge akan mempermudah strategi branding Samsung di masa depan. “Model dasar untuk pengguna umum, Edge untuk kelas menengah premium, dan Ultra untuk profesional. Itu lebih jelas dan ringkas,” katanya.
Respon Pasar: Positif dan Antusias
Respons publik terhadap Galaxy S25 Edge sejauh ini cukup positif. Banyak pengguna menyebutkan bahwa desainnya terasa lebih “manusiawi” dibandingkan Ultra yang terlalu besar. Sementara itu, komunitas teknologi di media sosial menyebut Edge sebagai “The Perfect Balance” antara performa dan kenyamanan.
Beberapa pengguna bahkan menyebut Galaxy S25 Edge sebagai hidden gem dari seri S25, karena memberikan pengalaman premium tanpa harus membeli Ultra yang jauh lebih mahal.
Salah satu pengguna awal dari Jakarta, Dina Arifin (32), mengungkapkan pengalamannya, “Saya hampir beli S25 Plus, tapi pas lihat dan pegang Edge langsung jatuh hati. Tipis, enak digenggam, dan cepat banget. Nggak nyangka ternyata performanya setara flagship.”
Meski Samsung belum secara resmi mengumumkan nasib varian Plus ke depan, semua sinyal mengarah pada kemungkinan bahwa Galaxy S25 Edge akan menggantikan peran Plus secara permanen. Dengan angka penjualan yang menjanjikan, desain yang memikat, dan performa yang solid, S25 Edge memiliki semua elemen untuk menjadi game-changer dalam peta flagship Android.
Apakah ini langkah strategis jangka panjang atau sekadar eksperimen pasar dari Samsung? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal pasti: Galaxy S25 Edge telah mengguncang pasar dan membuka babak baru dalam evolusi smartphone flagship