Jakarta, Redaksipost.com – Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) bersama pengrajin dari Denmark telah berhasil membuat kepingan Lego berbahan dasar debu meteorit. Inisiatif unik ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga memiliki tujuan ilmiah yang serius: mengeksplorasi kemungkinan membangun struktur bangunan di bulan menggunakan material yang ada di permukaan satelit alami Bumi tersebut.
Proyek ini diharapkan bisa menjadi bukti konsep bahwa manusia dapat menggunakan debu bulan, atau regolith, untuk membangun struktur di bulan. “Belum ada yang membangun struktur di Bulan, jadi sangat menyenangkan memiliki fleksibilitas untuk mencoba berbagai desain dan teknik pembangunan dengan material ruang angkasa kami. Ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga berguna dalam memahami batasan-batasan ilmiah dari teknik-teknik ini,” kata Pejabat Ilmiah ESA, Aidan Cowley, seperti dilansir dari Engadget pada Senin.
Kepingan Lego berbahan dasar debu meteorit ini telah dipajang di sejumlah gerai resmi Lego hingga 20 September 2024, termasuk di gerai ikonik di 5th Avenue, Manhattan, Amerika Serikat. Pameran ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melihat dan merasakan sendiri hasil dari eksperimen luar biasa ini.
Pengiriman material bangunan dari Bumi ke bulan sangat mahal dan rumit, sehingga para peneliti berinisiatif untuk memanfaatkan bahan yang tersedia di bulan. Regolith, lapisan batu dan mineral yang melimpah di permukaan bulan, dianggap sebagai kandidat utama untuk material bangunan di masa depan ketika manusia sudah mulai membentuk koloni di sana. Para peneliti telah menemukan beberapa metode untuk mengubah regolith menjadi material bangunan, salah satunya melalui pencetakan 3D.
Dalam proyek ini, ilmuwan ESA membuat regolith dengan menggunakan campuran debu meteorit yang kemudian dicetak menjadi kepingan Lego menggunakan mesin cetak 3D. Kepingan Lego ini hanya tersedia dalam satu warna, yaitu abu-abu, yang menambah kesan realistis material luar angkasa.
Sementara itu, NASA juga tengah bekerja sama dengan Badan Antariksa Italia dan Thales Alenia Space Corporation untuk proyek pembangunan posko permanen manusia di bulan. Meskipun ambisi ini diproyeksikan baru akan terwujud pada tahun 2030, upaya-upaya seperti proyek Lego dari debu meteorit ini memberikan pandangan awal mengenai bagaimana kehidupan di bulan dapat diaktualisasikan dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Proyek ini tidak hanya menambah wawasan ilmiah tetapi juga menginspirasi generasi muda dan masyarakat umum tentang kemungkinan-kemungkinan masa depan dalam eksplorasi antariksa. Dengan perkembangan teknologi dan kerjasama internasional yang semakin intensif, impian manusia untuk tinggal dan membangun di bulan semakin mendekati kenyataan.