(Redaksipost.com) – Sebuah video yang memperlihatkan Bupati Lebak, Moch Hasbi Asyidiki Jayabaya, menegur langsung Kepala Sekolah SD Negeri 2 Pasir Tangkil, Kecamatan Warunggunung, menjadi sorotan publik. Teguran itu diberikan menyusul kebijakan sekolah yang meminta wali murid mengganti meja dan kursi yang diklaim rusak oleh salah satu siswa.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, Bupati Hasbi tampak mempertanyakan tindakan kepala sekolah yang diduga meminta ganti rugi sebesar Rp400 ribu kepada orang tua siswa melalui pesan di grup WhatsApp. Namun, alih-alih mengakui, kepala sekolah terkesan mengelak dari pertanyaan tersebut.
“Kok bisa pihak sekolah meminta orang tua mengganti fasilitas sekolah yang memang sudah menjadi tanggung jawab negara?” ujar Hasbi dalam video tersebut dengan nada serius.
Uang Wali Murid Diganti oleh Bupati
Guna menyelesaikan polemik yang terjadi, Bupati Hasbi akhirnya mengganti sendiri biaya yang telah dikeluarkan oleh wali murid, Arta Grace, sebesar Rp400 ribu, bahkan menambahkan Rp100 ribu sebagai bentuk empati. Ia juga menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh sekolah di wilayah Kabupaten Lebak.
“Saya minta maaf atas nama Pemerintah Kabupaten Lebak kepada keluarga siswi yang terdampak. Ini tidak seharusnya terjadi,” tegas Hasbi.
Dirinya menekankan bahwa fasilitas pendidikan seperti meja dan kursi sudah dianggarkan melalui dana pemerintah. Oleh karena itu, tidak boleh ada pembebanan biaya kepada siswa maupun wali murid, terlebih jika kerusakan terjadi bukan karena kesengajaan atau terbukti dilakukan oleh murid.
Evaluasi untuk Sekolah dan Dinas Pendidikan
Meskipun insiden tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan, Bupati Hasbi menegaskan akan melakukan evaluasi terhadap kepala sekolah yang bersangkutan, termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak.
“Ini akan menjadi bahan evaluasi menyeluruh. Jangan sampai kasus serupa terjadi lagi. Sekolah harus memahami bahwa anggaran untuk perbaikan fasilitas sudah tersedia,” kata Hasbi.
Ia juga membuka ruang bagi keluarga siswa apabila anak tersebut merasa tidak nyaman untuk kembali ke sekolah setelah kejadian ini. “Kalau memang anaknya tidak nyaman dan ingin pindah, silakan disampaikan. Pemerintah akan membantu,” tambahnya.
Kronologi Singkat
Sebelumnya, seorang ibu bernama Arta Grace (35) membawa sendiri satu set meja dan kursi ke sekolah setelah diminta mengganti fasilitas yang rusak. Permintaan itu disampaikan oleh pihak sekolah melalui grup WhatsApp kelas. Arta mengaku membelinya secara online seharga Rp400 ribu dan membawanya sejauh 200 meter ke sekolah sebagai bentuk tanggung jawab.
Namun, Arta menyatakan keberatan karena merasa meja dan kursi tersebut memang sudah rusak sejak lama sebelum digunakan oleh anaknya. Kasus ini kemudian menjadi perbincangan publik setelah mendapat perhatian dari Bupati Hasbi.