Kairo, Redaksipost.com – Dermaga terapung yang didirikan oleh Amerika Serikat di lepas pantai Gaza hanyalah sebuah pertunjukan politik, demikian disampaikan oleh anggota biro politik Hamas, Osama Hamdan, pada Sabtu (29/6).
Hamdan menilai bahwa dermaga tersebut tidak lebih dari propaganda untuk menyelamatkan muka pemerintah AS. “Dermaga terapung yang didirikan Pemerintah AS di pantai Gaza tidak lebih dari propaganda dan pertunjukan politik untuk menyelamatkan muka Pemerintah AS,” ujarnya dalam pernyataan yang disiarkan oleh saluran TV Arab.
Menurut Hamdan, dermaga ini belum mampu mengatasi masalah serius seperti kekurangan pangan yang melanda Jalur Gaza. Pernyataan ini mencerminkan ketidakpuasan Hamas terhadap inisiatif AS yang dinilai tidak membawa dampak signifikan bagi kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Pada Jumat (28/6), Deputi Sekretaris Pers Pentagon, Sabrina Singh, menyatakan bahwa Komando Pusat AS telah memindahkan dermaga sementara tersebut untuk mencegah kerusakan struktural akibat kondisi cuaca buruk. Militer AS mulai mengoperasikan dermaga ini pada 17 Mei, namun menurut laporan, dermaga ini tidak memberikan banyak manfaat bagi warga Gaza.
Lebih dari sepekan setelah dioperasikan, dermaga tersebut terlepas dari tambatannya di tengah gelombang tinggi, sehingga pengiriman bantuan pun terhenti. Diperkirakan membutuhkan sekitar satu pekan untuk memasangnya kembali. Namun, beberapa hari kemudian, Pentagon memutuskan untuk membongkar dermaga tersebut lagi karena cuaca buruk yang diprediksi bakal menghantam daerah itu.
Media AS melaporkan awal bulan ini bahwa pemerintahan Biden berencana untuk membongkar dermaga terapung tersebut sepenuhnya pada awal Juli setelah dinilai tidak efektif dalam mengubah situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Langkah ini menggarisbawahi ketidakberhasilan upaya AS untuk memberikan bantuan yang berarti di tengah krisis yang sedang berlangsung.
Dermaga terapung ini awalnya diharapkan dapat memberikan akses lebih baik untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza yang selama ini diblokade. Namun, berbagai tantangan, termasuk cuaca buruk dan masalah teknis, membuat upaya ini tidak berhasil seperti yang diharapkan.
Hamas terus mengkritik langkah-langkah yang diambil oleh AS, menganggapnya sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk mempertahankan kepentingan politik dan militernya di kawasan tersebut. Menurut Hamdan, apa yang dibutuhkan Gaza adalah solusi yang lebih substantif dan berkelanjutan, bukan sekadar tindakan simbolis yang tidak membawa perubahan nyata.
Krisis kemanusiaan di Gaza tetap menjadi perhatian utama bagi komunitas internasional. Sementara upaya bantuan terus berlanjut, solusi jangka panjang yang melibatkan penghentian blokade dan pembangunan infrastruktur dasar masih sangat diperlukan untuk mengatasi penderitaan warga Gaza.