Kota Gaza, Redaksipost.com – Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, melakukan pembicaraan penting melalui telepon dengan kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel, pada Sabtu (29/6) untuk membahas kemungkinan gencatan senjata di Jalur Gaza. Diskusi ini diungkapkan oleh gerakan perjuangan Palestina tersebut.
Menurut pernyataan Hamas, Haniyeh menerima panggilan telepon dari Kamel yang bertujuan untuk mendiskusikan “kemajuan negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata.” Pembicaraan ini menjadi bagian dari upaya diplomatik yang lebih luas untuk meredakan ketegangan di wilayah yang telah lama dilanda konflik tersebut.
Selain membahas gencatan senjata, Kamel juga menyampaikan belasungkawa kepada Haniyeh atas kematian kakak perempuannya dan beberapa anggota keluarga dalam serangan udara Israel di kamp pengungsian Al-Shati di Kota Gaza barat pekan lalu.
Perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, sejauh ini belum berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen. Salah satu poin krusial dalam negosiasi tersebut adalah pertukaran tahanan antara warga Israel dan Palestina, yang masih belum menemukan titik temu.
Ketidakpatuhan Israel terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera telah menuai kecaman internasional. Serangan brutal Israel di Gaza terus berlanjut sejak serangan yang dilancarkan oleh Hamas pada 7 Oktober.
Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 37.800 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, dan lebih dari 86.800 lainnya luka-luka. Konflik yang berlangsung lebih dari delapan bulan ini telah menyebabkan kehancuran besar di Gaza, dengan blokade ketat yang menghalangi akses terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional. Dalam putusan terbarunya, Mahkamah Internasional memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.
Upaya internasional untuk menghentikan kekerasan dan mencapai perdamaian di Gaza terus berlanjut. Namun, tantangan besar masih menghadang, terutama terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia dan dampak kemanusiaan yang parah akibat konflik berkepanjangan ini. Negosiasi untuk gencatan senjata yang adil dan permanen menjadi harapan utama bagi warga Gaza yang mendambakan kedamaian dan stabilitas di wilayah mereka.