(Redaksipost.com) – Dua bencana besar secara bersamaan melanda Israel sejak Rabu, 30 April 2025. Negara tersebut kini harus menghadapi kebakaran hutan masif di sejumlah wilayah serta badai pasir yang menyapu bagian selatan. Pemerintah setempat menetapkan status darurat nasional untuk menghadapi krisis yang terus berkembang.
Akibat peristiwa ini, perayaan Hari Kemerdekaan Israel yang seharusnya digelar pada 30 April hingga 1 Mei resmi ditunda. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyampaikan bahwa kondisi yang tidak memungkinkan telah memaksa pemerintah mengambil langkah tersebut demi keselamatan warga.
Rekaman CCTV dan unggahan video warga yang beredar luas di media sosial memperlihatkan bagaimana badai pasir mengubah langit Israel menjadi oranye pekat dan abu-abu. Jarak pandang yang menurun drastis memicu kekacauan lalu lintas. Beberapa pengemudi bahkan meninggalkan kendaraan mereka di tengah jalan untuk mencari tempat berlindung.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah hingga situasi membaik. Kondisi cuaca ekstrem ini memperparah upaya pemadaman api yang telah menghanguskan ribuan hektar lahan. Menurut data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel, sedikitnya 5.000 hektar lahan telah terbakar, termasuk 3.000 hektar kawasan hutan.
Komandan pemadam kebakaran distrik Yerusalem, Shmulik Friedman, menyebut ini sebagai salah satu kebakaran terbesar yang pernah terjadi di Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah meminta bantuan internasional untuk mempercepat penanganan. Negara-negara sahabat seperti Yunani, Siprus, Kroasia, dan Italia telah mengirimkan armada udara pemadam kebakaran. Ukraina, Spanyol, dan Prancis juga dilaporkan tengah mempersiapkan bantuan serupa.
Di tengah upaya penanggulangan, muncul laporan bahwa kebakaran ini diduga disengaja. Kepolisian Israel telah menahan 18 orang yang diduga terlibat, salah satunya tertangkap tangan saat berusaha membakar lahan. Namun, Netanyahu mengingatkan bahwa penyebab kebakaran belum dapat dipastikan sepenuhnya dan meminta publik tidak berspekulasi.
Dampak dari kebakaran dan badai pasir ini telah mengakibatkan 12 orang dirawat intensif di rumah sakit, sementara 10 lainnya mendapat penanganan medis di lokasi.
Pemerintah terus mengerahkan segala sumber daya untuk mengendalikan situasi. Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa bencana kembar ini akan segera mereda.