Jakarta (Redaksipost.com) – Skandal dugaan korupsi yang melibatkan PT Pertamina mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan energi milik negara tersebut. Dalam beberapa hari terakhir, video antrean panjang di SPBU Shell menjadi viral di media sosial, menunjukkan perubahan perilaku konsumen yang kini memilih bahan bakar dari penyedia swasta.
Lonjakan Antrean di SPBU Shell
Video yang diunggah akun TikTok @yosuasep menampilkan antrean panjang kendaraan di SPBU Shell, fenomena yang sebelumnya jarang terjadi. Kondisi ini berbanding terbalik dengan situasi sebelumnya, di mana SPBU Shell cenderung lebih sepi dibanding SPBU Pertamina. Kini, masyarakat terlihat berbondong-bondong mengisi bahan bakar di Shell, yang dinilai lebih terpercaya.
Faktor Peralihan Konsumen
- Skandal Pengoplosan BBM: Dugaan praktik pengoplosan bahan bakar di Pertamina, di mana Pertalite diduga dicampur untuk menyerupai Pertamax, menimbulkan kekecewaan di kalangan pengguna.
- Kualitas BBM yang Diragukan: Munculnya isu pengoplosan membuat masyarakat ragu terhadap kualitas bahan bakar yang dijual oleh Pertamina. Banyak yang beralih ke Shell karena merasa lebih yakin dengan standar produk yang ditawarkan.
- Reaksi Netizen: Berbagai komentar di media sosial menunjukkan dukungan terhadap SPBU Shell. Sebagian warganet menilai Shell lebih konsisten dalam menjaga kualitas bahan bakar, sementara yang lain mengungkapkan kekecewaan terhadap Pertamina.
Respons Pertamina
Meskipun banyak pelanggan yang beralih, Pertamina membantah adanya praktik pengoplosan dan menegaskan bahwa seluruh produknya telah memenuhi standar kualitas. Namun, pernyataan ini belum sepenuhnya memulihkan kepercayaan masyarakat.
Fenomena antrean panjang di SPBU Shell mencerminkan bentuk ketidakpercayaan publik terhadap Pertamina pasca-skandal ini. Untuk memulihkan reputasi dan menarik kembali konsumen, Pertamina perlu mengambil langkah konkret dalam meningkatkan transparansi serta memastikan kualitas bahan bakar yang dijual kepada masyarakat.