Jakarta – Minat generasi muda Indonesia terhadap investasi aset kripto terus menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data terbaru dari Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi), per Februari 2025 tercatat lebih dari 19,3 juta pengguna terdaftar dalam ekosistem perdagangan aset digital di Indonesia — dan lebih dari 65% di antaranya berusia 18 hingga 35 tahun.
Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran paradigma dalam berinvestasi, di mana anak muda Indonesia kini lebih tertarik pada instrumen digital yang dinilai menawarkan potensi keuntungan tinggi meski risikonya pun besar.
Gaya Hidup Digital dan Literasi Keuangan Jadi Pendorong Utama
Dilansir dari situs berita kripto, Menurut pengamat ekonomi digital dari Universitas Indonesia, Prof. Hendro Wibowo, generasi muda saat ini tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi, di mana akses informasi keuangan semakin mudah melalui media sosial, YouTube, hingga platform edukasi daring.
“Mereka bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga pelaku ekonomi digital. Investasi kripto dianggap sebagai bagian dari gaya hidup sekaligus peluang untuk membangun aset sejak dini,” ujarnya.
Aplikasi investasi kripto seperti Pintu, Indodax, Tokocrypto, dan Pluang menjadi populer karena antarmuka yang user-friendly dan fitur edukatif yang disisipkan, seperti video penjelasan aset, analisis harian, serta simulasi investasi. Hal ini membuat proses belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Akses Mudah dan Modal Terjangkau
Dibandingkan dengan instrumen investasi konvensional seperti properti atau saham, aset kripto memiliki keunggulan dalam hal aksesibilitas dan modal awal yang rendah. Investor dapat memulai hanya dengan Rp50.000 atau bahkan kurang.
“Saya mulai investasi kripto sejak kuliah semester empat. Awalnya coba-coba, tapi sekarang jadi rutin. Modalnya kecil, tapi bisa belajar banyak tentang pasar global,” ujar Yogi Prasetya, mahasiswa di Bandung yang aktif berinvestasi di aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, dan Solana.
Selain itu, munculnya fitur staking, yield farming, dan NFT (Non-Fungible Token) juga menarik minat anak muda yang ingin mendapatkan penghasilan pasif atau mendalami dunia kreatif berbasis blockchain.
Peran Komunitas dan Media Sosial
Komunitas kripto di Indonesia juga tumbuh pesat. Grup Telegram, Discord, X (Twitter), dan Instagram menjadi sarana diskusi, berbagi sinyal trading, hingga menyelenggarakan pelatihan daring. Banyak influencer kripto lokal yang rutin membagikan analisis teknikal dan informasi terbaru dari pasar global.
Salah satunya adalah akun X milik @CryptoNesiaID, yang memiliki lebih dari 100 ribu pengikut dan dikenal sebagai salah satu sumber terpercaya di kalangan trader muda.
“Kami tidak hanya ingin memberi sinyal beli atau jual, tapi juga mendidik soal manajemen risiko, strategi jangka panjang, dan pentingnya DYOR (Do Your Own Research),” kata admin akun tersebut.
Tantangan: Volatilitas dan Maraknya Penipuan
Meski demikian, lonjakan minat ini juga disertai dengan berbagai tantangan. Volatilitas tinggi pada harga kripto membuat banyak investor pemula mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Di sisi lain, maraknya skema penipuan berkedok investasi kripto juga menjadi ancaman serius.
Bappebti dan OJK telah beberapa kali mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk tidak tergiur dengan janji keuntungan tetap, terutama dari pihak yang tidak terdaftar secara resmi.
“Kami terus melakukan edukasi dan kampanye anti-hoaks, serta menindak tegas platform yang menjalankan praktik ilegal,” tegas Kepala Bappebti, Kurnia Toha.
Masa Depan Cerah Ekosistem Kripto di Indonesia
Meski masih tergolong baru dan penuh tantangan, industri kripto di Indonesia menunjukkan arah perkembangan yang positif. Dengan rencana peluncuran Bursa Kripto Nasional dan dukungan regulasi dari pemerintah, ekosistem ini diperkirakan akan semakin matang dan berkelanjutan.
Beberapa startup blockchain lokal pun mulai berkembang, seperti Vexanium, TokoMall, dan Paras.id, yang menunjukkan bahwa potensi kripto tidak hanya sebatas perdagangan, tetapi juga sebagai basis teknologi masa depan untuk sektor logistik, finansial, dan kreatif.
Kesimpulan
Minat generasi muda Indonesia terhadap kripto bukan sekadar tren sesaat, melainkan refleksi dari perubahan cara berpikir dan berinvestasi di era digital. Dengan dukungan regulasi, literasi keuangan yang terus ditingkatkan, serta ekosistem teknologi yang berkembang, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kripto dan blockchain di kawasan Asia Tenggara