Jakarta, REDAKSIPOST.COM – Baru-baru ini, jagat maya dihebohkan dengan beredarnya poster promosi kesehatan yang terpampang di pagar Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Poster tersebut mengajak masyarakat Indonesia untuk berobat ke Malaysia dengan slogan, “Mau berobat? Ke Malaysia aja! Lebih dekat, lebih terjangkau.” Menariknya, lokasi poster ini hanya berjarak sekitar 650 meter dari kantor Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Kedekatan lokasi ini memicu perdebatan di kalangan netizen, yang menganggapnya sebagai sindiran terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia.
Kerugian Ekonomi Akibat Warga Berobat ke Luar Negeri
Fenomena masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri bukanlah hal baru. Presiden Joko Widodo pernah menyoroti masalah ini, mengungkapkan bahwa sekitar satu juta warga Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan kerugian devisa negara hingga 11,5 miliar USD atau setara dengan Rp170 triliun. Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura menjadi destinasi utama bagi mereka yang mencari layanan kesehatan di luar negeri.
Alasan di Balik Pilihan Berobat ke Luar Negeri
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Adib Khumaidi, mengidentifikasi beberapa faktor yang mendorong masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri. Salah satunya adalah biaya pengobatan yang dianggap lebih terjangkau. Selain itu, negara seperti Malaysia memiliki strategi kuat dalam medical tourism, menawarkan paket layanan kesehatan yang menarik bagi pasien internasional. Kebijakan bebas pajak pada pelayanan kesehatan di negara tersebut juga berkontribusi pada penurunan biaya pengobatan.
Selain faktor biaya, kenyamanan dalam berkomunikasi dengan tenaga medis di luar negeri menjadi pertimbangan penting. Banyak pasien merasa lebih nyaman dan mendapatkan penjelasan yang lebih detail dari dokter di Malaysia atau Singapura dibandingkan dengan di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pelayanan kepada pasien.
Data Survei: Malaysia Jadi Tujuan Favorit
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, terungkap bahwa 1 dari 1.000 rumah tangga di Indonesia pernah mengakses layanan kesehatan di luar negeri dalam tiga tahun terakhir. Malaysia menjadi destinasi favorit, diikuti oleh Singapura, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan. Prosedur medis yang paling banyak dilakukan adalah medical check-up.
Alasan utama yang dikemukakan responden meliputi layanan kesehatan yang lengkap (93,5%), pelayanan sesuai harapan (91,7%), dan pelayanan yang lebih cepat (89,3%). Faktor lain seperti ruangan yang nyaman, petugas medis yang komunikatif, akses yang mudah dijangkau, dan biaya yang lebih murah juga menjadi pertimbangan signifikan.
Tanggapan Kementerian Kesehatan
Menanggapi viralnya poster tersebut, Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa promosi layanan kesehatan oleh negara lain di Indonesia bukanlah hal yang baru. Namun, hal ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan penyedia layanan kesehatan di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan agar masyarakat tidak perlu mencari pengobatan ke luar negeri.
Kemenkes juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat untuk membangun sistem kesehatan yang lebih baik di dalam negeri. Upaya peningkatan fasilitas, kompetensi tenaga medis, serta kebijakan yang mendukung akses dan keterjangkauan layanan kesehatan menjadi fokus utama.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Fenomena ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi sektor kesehatan Indonesia. Perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas layanan, serta pelatihan bagi tenaga medis dalam hal komunikasi dan profesionalisme menjadi kunci untuk mengurangi angka masyarakat yang berobat ke luar negeri.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai fasilitas dan layanan kesehatan yang tersedia di dalam negeri perlu ditingkatkan. Dengan demikian, diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan domestik akan meningkat, dan kerugian ekonomi akibat devisa yang keluar dapat diminimalisir.
Pada akhirnya, poster ‘Berobat ke Malaysia Aja’ bukan hanya sekadar promosi, tetapi juga cerminan dari pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh sektor kesehatan Indonesia. Dengan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi destinasi kesehatan unggulan bagi warganya sendiri dan bahkan bagi masyarakat internasional