Jakarta, Redaksipost.com – Keputusan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk menjalani operasi besar di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman, Jakarta, dinilai sebagai langkah yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dalam negeri.
Meutya Hafid, Ketua Komisi I DPR RI, mengungkapkan bahwa keputusan Prabowo ini memiliki dampak positif dalam memperkuat kepercayaan terhadap sistem kesehatan dalam negeri. “Kepercayaan Pak Prabowo untuk berobat di RSPPN Jakarta, dengan menjalani operasi besar yang berisiko, menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kualitas pelayanan medis di Indonesia,” kata Meutya dalam pernyataannya di Jakarta, Senin.
Menurut Meutya, salah satu tantangan yang dihadapi oleh sistem kesehatan dalam negeri adalah rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit dan tenaga medis lokal. “Pilihan Prabowo untuk memilih RSPPN sebagai tempat operasi menunjukkan bahwa rumah sakit di Indonesia juga memiliki teknologi dan tenaga medis yang mampu bersaing dengan standar internasional,” tambahnya.
Meutya juga memberikan apresiasi kepada tim medis RSPPN Panglima Soedirman atas dedikasi dan profesionalisme dalam menangani operasi Prabowo. “Kepedulian dan keterampilan tim medis RSPPN Jakarta adalah kunci kesuksesan dalam proses pemulihan Prabowo Subianto,” ujarnya.
Sementara itu, kunjungan Presiden Joko Widodo ke RSPPN untuk menjenguk Prabowo Subianto yang sedang dalam tahap pemulihan juga menunjukkan solidaritas dan dukungan pemerintah terhadap kesembuhan Prabowo.
Operasi yang dilakukan Prabowo di RSPPN Jakarta adalah untuk memperbaiki cedera pada kaki kirinya akibat kecelakaan saat bertugas sebagai tentara pada tahun 1980-an. Proses pemulihannya diharapkan berjalan lancar sehingga Prabowo dapat kembali aktif dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan dan mendukung pembangunan Indonesia ke depannya.
“Pemerintah dan masyarakat Indonesia tentu mendoakan kesembuhan Prabowo agar dapat segera pulih dan melanjutkan tugasnya dalam melayani bangsa dan negara,” tutup Meutya Hafid.